23 April 2018

ASAL MULA KAMPOENG SUSU DI DESA KALIPUCANG KABUPATEN PASURUAN

ASAL MULA KAMPOENG SUSU DI DESA KALIPUCANG KABUPATEN PASURUAN

Melihat Lebih Dekat Potensi Wisata di Desa Kalipucang




Hasil gambar untuk kampung susu kalipucang

Terletak 28 kilometer arah Selatan dari pusat pemerintahan Kabupaten Pasuruan, terdapat sebuah desa yang menyimpan banyak sejarah. Desa Kalipucang namanya, desa yang masuk wilayah Kecamatan Tutur ini, ternyata menyimpan sejuta potensi wisata yang perlu untuk dikembangkan.
Di sektor pertanian, sejak dulu Kalipucang telah mashur sebagai penghasil kopi dan cengkeh. Sedangkan di sektor peternakan, susu sapi perah menjadi salah satu sumber utama penghasilan masyarakat desa.

Kopi, cengkeh dan susu sapi, menurut warga setempat memiliki sejarah yang panjang. “Kopi, cengkeh dan susu Kalipucang memiliki sejarah yang panjang sekali. Bahkan, ketiganya merupakan saksi bisu masa penjajahan.”

Hasil gambar untuk kampung susu kalipucang
sejarah susu perah di Kalipucang dimulai pada 1911 atau bersamaan dengan masuknya Belanda ke wilayah Nongkojajar masuk Kecamatan Tutur. Kala itu, para penjajah kebingungan mencukupi kebutuhan susu yang sangat tinggi, namun minim keadaannya.
Atas dasar Itu, para pimpinan Belanda yang bertugas di Nongkojajar mendatangkan sapi perah dari negaranya.menyebutkan bahwa Belanda merupakan negara dengan tingkat konsumsi terbesar ketiga di dunia(320,15 kg/kapita per tahun).
Hasil gambar untuk kampung susu kalipucang
Atas keberadaan sapi-sapi tersebut, masyarakat setempat akhirnya juga mendapatkan durian runtuh. “Masyarakat asli dipaksa oleh orang-orang Belanda untuk beternak sapi perah dan mengikuti kemauan kolonial Pemerintahan Belanda. Padahal kan itu hal baru bagi masyarakat di sekitar sini. Malangnya lagi, Kalipucang adalah sentranya,”
Hasil perahan susu tersebut diantar dengan jalan kaki atau diangkut kuda menuju benteng. Susu-susu tersebut kemudian oleh pihak Belanda digunakan untuk memenuhi kebutuhan susu para anggotanya yang ada di kawasan Pasuruan. Menurut Simbah, para warga biasanya setor minimal seminggu sekali.
Tidak hanya susu, Belanda juga membawa dua jenis tanaman baru ke Nongkojajar. Apa itu ? kopi dan cengkeh, jenis tanaman yang didatangkan jauh-jauh dari Belanda. Selain dipaksa untuk beternak sapi, warga setempat diberikan tugas lain untuk membudidayakan dua tanaman tersebut.
Sama halnya dengan susu, hasil panen kopi dan cengkeh tersebut juga disetor minimal seminggu sekali ke Nongkojajar. Beberapa waktu berlalu, pihak Belanda merasa bahwa kopi dan cengkeh yang ditanam di Kalipucang memiliki kekhasan aroma dan rasa yang berbeda dengan komoditas yang sama di tempat lainnya. Hal tersebut kemudian membuat Belanda menaikkan jumlah setoran kopi dan cengkeh warga
Dalam perkembangannya, pelan tapi pasti perkebunan dan pertanian di desa Kalipucang mulai terkikis. Peternakan sapi perah menjadi pilihan utama masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut tentunya berimbas pada penggantian komoditas pertanian dan perkebunan dengan tanaman rumput sebagai bahan pangan utama ternak sapi.

Kondisi tersebut dipastikan akan terus terjadi bahkan meningkat jika melihat kebijakan pemerintah. Terhitung 2015-2019, Kalipucang dijadikan sebagai “Desa Susu” oleh pemerintah

10 April 2018

Air Terjun Eksotis di Nongkojajar Kab.Pasuruan



Air Terjun Rambut Moyo



Air Terjun Coban Waru terletak di Dusun Kayukebek, Desa Wonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur.
Coban Waru serta dikenal yang merupakan Coban Joyo atau pun Coban Wonosari. Coban ini mempunyai ketinggian kira kira 25 meter. Curah hujan di kawasan ini kebanyakan 1.800 mm/th bersama bln basah antara Nopember hingga Maret & bln kering antara bln April sampai Oktober yg mencapai suhu kurang lebih 22°C
Berjarak kurang lebih 20 kilo meter dari ibukota Kecamatan Purwodadi. Utk mencapai air terjun ini dari Purwodadi (yg terletak diatara Kecamatan Lawang & Purwosari) membawa arah ke Nongkojajar (yg ditandai papan arahan berupa plang gede bertuliskan wisata alam Nongkojajar bersama gambar buah apel). Sesudah melintasi desa Cowek, Dawuhansengon (Sengon) & Gerbo perjalanan diteruskan sampai ke Desa Ucap. Setibanya di pertigaan (bunderan mungil) ambil/belok ke kanan sampai hingga di Desa Nangkojajar. Jarak dari pertigaaan ke Desa Nangkojajar tersebut lebih kurang 3 kilo meter. Seterusnya dari pasar Nangkojajar perjalanan diteruskan dgn berlangsung kaki tatkala 1 jam perjalanan menuju air terjun tersebut.
Butuh diingat tatkala perjalanan menuju Desa Nongkojajar dapat dijumpai sekian banyak persimpangan, berpatokanlah terhadap arah yg ditandai di batu yg bertuliskan arah ke Gunung Bromo di jamin tak bakal tersesat.

Tips

1. Pantaulah cuaca saat akan berkunjung ke Air Terjun Coban Waru, karena akan sangat menganggu liburan anda jika tiba-tiba turun hujan.
2. Anda bisa membawa makanan sendiri untuk menghemat pengeluaran selama wisata anda.
3. Bawalah barang-barang anda seperlunya. Karena jika terlalu banyak, akan memberatkan anda sendiri.
4. Jika hari libur, biasanya pengunjung yang datang ke Air Terjun Coban Waru sangat ramai. Jadi, ada baiknya datang di hari-hari biasa saja agar anda bisa bebas berwisata di air terjun ini.


Rambut Moyo, adalah sebuah air terjun yang terletak tak jauh dari gunung Bromo, Jawa Timur. Tepatnya di desa Njeglong, Kerajan, Kecamatan Puspo, Pasuruan. Air terjun ini tak kalah dengan air terjun yang ada di Indonesia. Selain menwarakan keindahan dan solek alam hijaunya, ia juga mengandung sebuah legenda tanah Jawa yang indah dan berwarna. Rambut Moyo, sebuah air terjun yang lembut gemericik airnya (pengalaman penulis), tingginya mencapai 40 meter lebih dihiasi hamparan menghijau yang luas dan berguna untuk para pengunjung yang hendak bermukim, bertamasya menggelar tenda di sana. Untuk mencapainya, Anda dapat melintas melalui arah Malang-Surabaya, stop di pertigaan Purwodadi, Pasuruan, lalu Anda dapat menempuh jalan raya hingga mencapai daerah administrasi kecamatan Tutur, dan sekitar 45 menit Anda akan sampai di desa Njeglong, Kerajan, lalu sekitar 20 - 30 menit Anda menempuh perjalanan menuju lokasi air terjun. Namun, disekitar perjalanan yang berubah daerah terjal sehingga diharapkan pengunjung untuk waspada dan hati-hati.

Air Terjun Sumber Nyonya - Tutur - Pasuruan 


      Air Terjun Sumber Nyonya terletak di Dusun Gunung Sari, Desa Wonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur - Indonesia. Air Terjun Sumber Nyonya belum di kelola oleh Pemerintah setempat, belum ada tiket masuk, parkir di rumah warga. Air Terjun Sumber Nyonya sebenarnya bertingkat, cuma Air Terjun yang pertama dan kedua agak jauh, sedangkan Air Terjun yang ketiga jaraknya dekat sekali. Setelah parkir motor, berjalan menurun sekitar 20 menit, suara gemericik air makin terasa dekat dan track yang dilalui berubah menjadi sungai, di hulu sungai berdiri kokoh Air Terjun Sumber Nyonya , jaga kebersihan.

Untuk menuju ke lokasi :
1. Dari arah Surabaya : Surabaya - Pandaan - Sesudah Kebun Raya Purwodadi ada pertigaan belok kiri arah Nongkojajar - ada pertigaan/ tugu di Kecamatan Tutur, yang ke kanan ke penanjakan, ambil yang ke kiri arah Agro Wisata Bhakti Alam - Sebelum Agro Wisata Bhakti Alam ada pertigaan belok kanan arah Dusun Gunung Sari - Depan kantor Sekretariat kelompok tani manunggaling karso gunung sari, ada gang masuk kira- kira 100 m, cari rumah pak kasun buat parkir kendaraan.

2. Daria arah Malang : Malang - Lawang - Sebelum Kebun Raya Purwodadi ada pertigaan belok kanan arah Nongkojajar - ada pertigaan/ tugu di Kecamatan Tutur, yang ke kanan ke penanjakan, ambil yang ke kiri arah Agro Wisata Bhakti Alam - Sebelum Agro Wisata Bhakti Alam ada pertigaan belok kanan arah Dusun Gunung Sari - Depan kantor Sekretariat kelompok tani manunggaling karso gunung sari, ada gang masuk kira- kira 100 m, cari rumah pak kasun buat parkir kendaraan.

 Air Terjun Sumber Nyonya yang pertama dengan ketinggian ± 15 m.

 Air Terjun Sumber Nyonya yang kedua dengan ketinggian ± 7 m. 

 Air Terjun Sumber Nyonya yang ketiga dengan ketinggian ± 15 m.






AIR TERJUN COBAN WARU

Tips

1. Pantaulah cuaca saat akan berkunjung ke Air Terjun Coban Waru, karena akan sangat menganggu liburan anda jika tiba-tiba turun hujan.
2. Anda bisa membawa makanan sendiri untuk menghemat pengeluaran selama wisata anda.
3. Bawalah barang-barang anda seperlunya. Karena jika terlalu banyak, akan memberatkan anda sendiri.
4. Jika hari libur, biasanya pengunjung yang datang ke Air Terjun Coban Waru sangat ramai. Jadi, ada baiknya datang di hari-hari biasa saja agar anda bisa bebas berwisata di air terjun ini.

IMG_1125
IMG_1138
IMG_1143
IMG_1145
IMG_1153
IMG_1166

IMG_1172









09 April 2018

Wisata Di nongkojajar

  1.        BHAKTI AlAM
     Bhakti Alam merupakan agrowisata yang menawarkan keindahan alam pegunungan dengan perkebunan buah, bunga bunga dan tanaman yang luas. Tempatnya sangat luas, karena dibangun di tanah seluas 300ha, di dalamnya terdapat taman bunga, taman air, tanaman buah buahan, restoran dan juga penginapan .




Fasilitas yang tersedia di Bhakti Alam antara lain :
1.   Kebun tanaman tropis ( durian, kelengkeng, jambu air, dll)
2.   Peternakan sapi perah
3.   Pengolahan susu sapi segar menjadi produk susu pasteurisasi
4.   Green house
5.   Pelatihan pembibitan / perbanyakan tanaman
6.   Camping ground
7.   Outbound dan Fun Games
8.   Penginapan / Cottage
9.   kolam renang bhakti alam atau Kolam Air "IMUT"
10. Art Gallery
11. Pasar Buah

Agrowisata Bhakti alam pasuruan merupakan tempat wisata yang berada di desa Ngembal Kec.Tutur Nongkojajar kab. Pasuruan . Bhakti alam memiliki banyak pohon buah yang beraneka ragam , Misalnya buah Durian, Naga, Jambu, Kelengkeng, Melon, dan buah segar lainnya. Di tempat ini Pengunjung bisa mendapatkan beberapa fasilitas seperti berkeliling dengan kereta wisata , mendapat tester jus buah, tester susu dan tester buah yang sudah masak dan menikmati kolam IMUT .
Banyak manfaat yang bisa diperolah dengan mengunjungi Bhakti Alam ini . Selain kita dapat menikmati keanekaragaman tanaman tropis yang dapat kita panen buahnya , juga sebagai sarana rekreasi untuk menyegarkan kembali jiwa yang lelah setelah sekian lama menghabiskan waktu untuk kesibukan kerja sehari hari.

2.     BUKIT FLORA PASURUAN

      Wisata Bukit Flora berlokasi di Desa Gunung Petung Tutur Nongkojajar Pasuruan Jawa Timur.
Berada di wilayah Nongkojajar yang berudara bersih dan segar membuat tempat wisata kami setiap hari banyak di kunjungi wisatawan dari berbagai daerah di Jawa Timur.






























3. BROMO

Bromo - Gunung Terpopuler Di Jawa Timur



     Gunung Bromo, siapa yang tidak mengenal kepopuleran gunung berapi yang masih aktif ini. Gunung Bromo adalah gunung yang paling terkenal di Jawa Timur dengan kunjungan yang paling ramai setiap tahunnya.
Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.392 Meter dari atas permukaan laut dan berada dalam empat lingkup kabupaten, yaitu Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Kabupaten Malang. Keadaan alam gunung Bromo bertautan pula dengan lembah, ngarai, caldera atau lautan pasir dengan luas sekitar 10 Km.
Gunung Bromo juga termasuk dalam satu kawasan Bromo Tengger Semeru National Park, dimana terdapat beberapa obyek wisata yang bisa dikunjungi seperti, Gunung Semeru, Gunung Tengger, Gunung Batok, beberapa danau dan Gunung Bromo sendiri.
Sebagai gunung berapi yang masih aktif, Gunung Bromo telah mengalami letusan dengan interval waktu yang teratur dalam 20 abad ini, yakni sekitar 30 tahun sekali. Letusan terbesar terjadi pada tahun 1974 dan kembali meletus di tahun 2010.
Selain keindahan yang tersimpan di Gunung Bromo, Yadna Kasada atau Upacara Kasodo lah yang membuat Gunung Bromo menjadi tujuan destinasi utama setiap tahunnya. Upacara Kasodo digelar setiap tahun pada bulan purnama di bulan Desember atau January.
Asal muasal Upacara Kasodo ini bermula sejak abad ke-15 di mana diceritakan tentang seorang putri bernama Roro Anteng yang memimpin kerajaan Tengger dengan suaminya, Joko Seger. Pasangan ini tidak memiliki anak dan karena itu mereka berdoa dan memohon kepada dewa-dewa gunung untuk diberikan anak.
Dari permohonan mereka, dewa memberi 24 anak dan mewajibkan bagi mereka untuk mengorbankan anak ke 25 mereka untuk dilempar kedalam gunung berapi. Permintaan dewa inipun dilaksanakan sehingga menjadi tradisi sampai saat ini. Rakyat Tengger melakukan upacara Kasada dengan melemparkan hasil bumi ke dalam kawah Bromo sebagai ucapan syukur atas panen yang diterima dan sebagai permohonan untuk panen yang lebih melimpah di musim selanjutnya.
Meskipun penuh dengan bahaya, terdapat beberapa penduduk setempat yang mengambil resiko dengan naik dan turun ke kawah dalam upaya untuk mengambil kembali barang yang dikorbankan yang diyakini bisa membawa keberuntungan.